Barisan kata penuh keresahan memenuhi timeline. Rentetan status kegelisahan terpampang di media sosial. Galau. Seribu tanya menggelayut jiwa. Hati yang gundah gulana terekspos kemana-mana. Galau pun menjalar, menular, menyebar.
Apa yang harus dilakukan ketika galau datang menerpa? Bagaimana cara mengatasi galau?
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meredakan dan menghilangkan galau diantaranya yaitu:
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meredakan dan menghilangkan galau diantaranya yaitu:
1. Galau jangan dipendam. Ibarat air biarkanlah ia mengalir. Jika galau dipendam seperti air yang disumbat. Tak bisa keluar, semakin lama akan semakin penuh dan menekan. Akhirnya air itu bisa muncrat tak tertahan seperti bendungan yang jebol karena tertekan arus air yang kuat.
Ungkapkan rasa galau itu seperti mengalirnya air dari gunung ke sungai. Awas jangan berlebihan nanti kebanjiran. Contohnya banyak anak muda yang update status isinya galau terus. Sering banget bisa satu jam sekali atau mungkin bisa lebih dari itu.
2. Buatlah saluran penampungan galau. Ada beberapa saluran yang bisa dipakai untuk menampung curahan galau yaitu curhat dengan orang yang bisa dipercaya. Cari teman yang bukan “ember bocor” biar curhat kita tak merembes. Curhat lebih baik dilakukan juga ke keluarga, boleh ke kakak atau orangtua karena mereka juga pasti pernah muda. Pernah juga galau seperti kita walaupun kondisinya mungkin berbeda. Sebagian anak muda merasa risih atau malu kalo curhat ke keluarga. Padahal merekalah orang terdekat dan paling mengenal diri kita.
Curhat juga bisa dilakukan ke diari. Tulislah keluh kesahmu disana. Tumpahkan isi hatimu dalam barisan kata-kata. Atau mungkin coretan pena berupa gambar atau sketsa. Galaumu akan mereda dan perlahan sirna tergantikan oleh untaian kata atau sketsa penuh warna.
Lebih baik berhati-hati jika curhat melalui media sosial karena sifatnya yang terbuka. Siapa saja bisa baca. Jangan sampai kita menulis sesuatu yang sifatnya terlalu pribadi. Apabila galau kita berkaitan dengan orang lain, kata-kata yang digunakan tak boleh sembarangan. Bisa menyinggung perasaan dan bikin keributan.
3. Ceritakan galaumu pada Penciptamu. Segala resah gelisah, keluh kesah dan gundah gulana bisa diceritakan kepada Yang Maha Kuasa. Bebaskan diri dari galau dengan selalu mengingat-Nya. Jika kita galau karena masih jomblo, ingatlah Allah SWT telah menciptakan setiap mahluk berpasang-pasangan. Jodoh untuk kita sudah ada, tak perlu takut nggak kebagian atau diambil orang. Jika saatnya tiba, jodoh tak akan kemana.
Begitu juga dengan galau karena masalah yang lain. Curahkan semua galau dalam setiap do’a. Mohonlah kepada-Nya untuk memudahkan setiap langkah hidup kita. Berikanlah kita kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi setiap ujian.
4. Jadikan galaumu sebagai motivasi dan inspirasi. Galau bisa jadi motivasi untuk memperbaiki diri. Jika kita sering galau tak percaya diri karena tak pernah berprestasi. Jadikan itu sebuah motivasi untuk mencari dan mengembangkan potensi diri. Semua orang pasti punya potensi dan bisa berprestasi. Ayo kamu pasti bisa.
Galau adalah sumber inspirasi tak kenal henti. Dari galau buatlah puisi seindah pelangi. Raciklah untaian nada untuk menghibur jiwa. Jalinlah sebuah cerita penyegar sukma. Andrea Hirata menulis tetralogi laskar pelangi karena galau dengan kondisi pendidikan dan kemiskinan di negeri ini. Ubahlah galaumu menjadi karya. Ayo kita berkarya selagi muda…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar